Kusebut Engkau Ibu Pertiwi
Kusebut engkau ibu pertiwi
bermula hutan rimba dan tahta para raja
yang tertanam di sepanjang telaga kehidupanmu
hingga menjelmalah tonggak-tonggak penantang cakrawala
dan para penguasa yang congkak mengeruhkan warna darah sucimu
Rambutmu yang dulu tergerai basah terkulum rempah
kini telah mengering terurai lemah
menjuntai dan terserak lusuh
tanpa sebait syair pun memuji keindahanmu
yang telah menghilang, entah kemana perginya.
Engkaukah yang nampak terduduk resah di sudut kota sana
air matamu sudah biru membeku
berbaur dengan mayat-mayat kelabu
aktor sebuah naskah peradilan yang ditulis seadanya.
Rebahlah berbantal sebelah lenganku, Ibu Pertiwi
bermimpilah tentang masa silam yang memilih untuk tenggelam
sampai kelak akan kubangunkan lagi jasadmu
diwaktu sang Gajah Mada perkasa terlahir kembali
di hamparan bumimu yang abadi …
Jogja, Februari ‘11
A. Robitul Wafa