Di sepanjang pembatas jalan kusaksikan berderet wajah-wajah kuyu
Wajah-wajah yang yang menjelma bagai rambu-rambu
Wajah yang tersenyum layu hingga menangis tersedu-sedu
Itu kah aku ?
Mereka semaunya mencoreng wajahku dengan mulut-mulut kotor
Mengabaikan adaku diantara mereka
Seperti onggokan-onggokan sampah yang terjepit diselokan
Dan dilumuri lumpur-lumpur comberan sekeliling kota
Mereka terlampau angkuh meletakkan diri sendiri
Merasa seumpama raja diraja dalam kecamuk kekuasaan
Padahal merekalah budak-budak yang terbelenggu oleh ketakutan
Sebab telaga kehinaan telah menunggu nasib-nasib mereka bermuara di sana.
Yogyakarta, 27 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar