Sore ini aku mencoba menuliskan kata hatiku
Dengan pensilmu yang kupinjam tempo lalu
Aku bangga memperlihatkannya pada teman-temanku
Puisi ini kutulis dengan pensilmu
Waktu Maghrib menyapaku
Tiba-tiba Handphoneku bergetar
Ku baca beberapa rangkai kata
Kau mengingatkanku untuk menghadap Tuhanku
. . .Chld cnta . . .
Rangkaian kata itu seperti sandi
Dan aku memahami
Kau menyuruhku untuk menjalankam sholat Maghrib sore ini
Kau dan pensilmu menjadi bagian dari ceritaku
Semoga Tuhan akan menjaga semua dalam hidup kita
Tuhan, aku , kau dan pensilmu
Jogja, 28 Oktober, '09
SELAMAT DATANG PARA PECINTA SENI DAN SASTRA
hidupkan dunia Seni dan Sastra dalam jiwamu OX ! ?
Selasa, 05 Januari 2010
Sekarang Atau Masa Silam
Waktu ini tak akan pernah mau berhenti
Ia akan selalu menggoreskan tinta sejarah kemanusiaan
Dia tak akan tinggal diam menyaksikan gerak perbuatan
Dan itu adalah torehan garis-garis pelajaran di masa silam
Ia tak sekedar indah
Tapi mencoba untuk berbicara
Di juga tak hanya pedih
Namun berusaha memberi makna
Sekarang adalah ambang gerbang menuju masa depan
Masa depan menantimu di depan gerbang kebahagiaan.
Jogja 2009
Ia akan selalu menggoreskan tinta sejarah kemanusiaan
Dia tak akan tinggal diam menyaksikan gerak perbuatan
Dan itu adalah torehan garis-garis pelajaran di masa silam
Ia tak sekedar indah
Tapi mencoba untuk berbicara
Di juga tak hanya pedih
Namun berusaha memberi makna
Sekarang adalah ambang gerbang menuju masa depan
Masa depan menantimu di depan gerbang kebahagiaan.
Jogja 2009
Pada Asap ku bercerita
Di jantung kota ini
Di depan gedung tua nan megah
Di pinggiran jalan yang tak pernah lelah dengan keramaian
Kita dapat menelan suara-suar kemerdekaan
Aku bebas bercerita pad apa dan siapa yang sudi menghampiri dan menjabat tanganku dengan tangan terbuka
Kau dapat bercerita pada asap keangkuhan
Aku bisa bercerita pada asap kelaparan
Kau mampu bercerita pada asap kedinginan
Hanya untuk melepas rasa resahmu
Sekadar untuk menceritakan duka yang menjamur dalam dadaku
Asap keangkuhan yang dimuntahkan oleh mesin jaman ini
Akan mendengarkan semua cerita tentang luka yang menggores jiwa kita
Asap yang mengepul dari rongga-rongga mulut tukang becak
Akan menuliskan kisah tentang perjalanan hidup kita
Dan asap-asap lain yang masih akan menmani sakit hati kita
Jogja, 29 Desember 2009
Di depan gedung tua nan megah
Di pinggiran jalan yang tak pernah lelah dengan keramaian
Kita dapat menelan suara-suar kemerdekaan
Aku bebas bercerita pad apa dan siapa yang sudi menghampiri dan menjabat tanganku dengan tangan terbuka
Kau dapat bercerita pada asap keangkuhan
Aku bisa bercerita pada asap kelaparan
Kau mampu bercerita pada asap kedinginan
Hanya untuk melepas rasa resahmu
Sekadar untuk menceritakan duka yang menjamur dalam dadaku
Asap keangkuhan yang dimuntahkan oleh mesin jaman ini
Akan mendengarkan semua cerita tentang luka yang menggores jiwa kita
Asap yang mengepul dari rongga-rongga mulut tukang becak
Akan menuliskan kisah tentang perjalanan hidup kita
Dan asap-asap lain yang masih akan menmani sakit hati kita
Jogja, 29 Desember 2009
Langganan:
Postingan (Atom)