Pernahkah kau mendengar alunan-alunan nada kebimbangan yang sedang ku rasa
Pernahkah kau meraba lekuk-lekuk penderitaan yang terukir pada batu yang diam tak meronta
Sudahkah kau melihat air mata yang menetes pada pipi yang terhina
Aku merasakannya
Aku dengar alunan-aluanan itu
Telah kuraba lekuk-lekuk yang terukir di sana
Dan sudah kulihat air mata yang membasahi kedua pipinya
Selalu kucoba tuk menutup telinga kala jeritan itu mencoba menembus dinding telingaku
Terus kuhapus dan ku usap ukir-ukiran dan air mata itu
Entah mengapa, semua tak kunjung sirna
Mungkin terlalu dalam dukaku
JOGJA, 10 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar