Tuhan Sedang Mengajak Bercengkrama
Senyum ramah yang kapan saja selalu menyapa itu,
tiba-tiba mengantarkan sebuah kabar duka
Gurauan-gurauan lugu itu juga telah berubah menjadi cerita
yang tak layak untuk diperdengarkan
Tubuh-tubuh kekar telah terkapar dan membeku
Dilahap gulungan ombak dan lumuran panas
yang termuntahkan dari pucuk gunung sana
Mata si kecil yang menjadi saksinya sendiri
Jeritan kehilangan yang menghentak-hentak kaki langit
Meruntuhkan kubik-kubik keringat dari pori-pori alam
Entahlah apa maksud dari semua ini
Mungkin Dia Yang selama ini kita diamkan sedang mengajak bercengkrama
Melalui alam sekitar,
yang setiap saat dapat kita jamah semaunya
yogyakarta, ‘10
Sejarah Penting
Satu sejarah lagi baru saja terangkai di arena pementasan
Para ibu berlarian menggendong buah hati yang diburu pati
Mencari barak-barak perlindungan
Yang kemudian dapat mereka jadikan lubang persembunyian
Takdir telah merogoh kantong-kantong ketakutan
Mereka sudah tak bisa lagi berlari dari intaian
Udara menggumpal tak dapat lagi ditelan meski perlahan
Sesak mengaliri rongga-rongga ketenangan jiwa
Yogyakarta, ‘10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar